Kamis, 29 Juli 2010

CARA INSTALL WINDOWS LEWAT USB

INSTALL WINDOWS LEWAT USB
Sekarang kan banyak notebook mini tanpa cd/dvd room, nah jika notebook tersebut belum menyertakan OS (Operating System), gimana install OS-nya. Ini ada software untuk menyiapkan instalasi windows lewat flashdisk, yaitu WinSetupFromUSB, kalau mau download di http://www.msfn.org/board/install-USB-WinSetupF-t120444.html. Per 23 Oktober 2008 sudah versi 0.1.1.
Langkah - Langkahnya:
1. Install WinSetupFromUSB. Lokasi default install C:WinSetupFromUSB.
2. Buat folder baru di C: dengan nama WINXPCD hingga muncul C:WINXPCD.
3. Copy semua file yang ada di CD Windows (Sebaiknya sudah ada SP1 atau SP2 atau SP3) dan tempatkan di C:WINXPCD.
4. Ambil Flasdisk yang kosong kapasitas 2 GB, kalau belum punya beli dulu, murah koq, kalau lagi bokek, silahkan pinjem punya teman.
5. Colokkan flashdisk ke Komputer dan jalankan WinSetupUSB.
6. Seharusnya muncul berikut dialog box no. 1:
7. Isi Kolom "Windows 2000/XP/2003 Source" dengan klik browse diarahkan ke C:WINXPCD.
8. Format USB dengan memilih pilihan pada "Format target using". HP Format untuk Flashdisk dengan kapasitas di atas 2 GB dan PeToUSB untuk Flashdisk dengan kapasitas sampai 2 GB.
9. Muncul Kotak Dialog no. 2, pilih USB Removable, Enable Disk Format, Quick Format.
10. Klik Start selesai.
11. Nyalakan Komputer yang akan diinstall dan pilih setup bios, aktifkan boot lewat USB.
12. Restart komputer dan akan boot dari flashdisk.
13. Muncul dialog, pilih "First part of Windows XP Home Edition setup"
14. Tunggu 10 menit dan pilih " Text mode part of setup"
15. Tunggu sampai instalasi selesai sambil minum kopi.
16. Boot lagi dengan flashdisk.
17. Pilih "Second part of XP Home Edition setup+Start Windows for first time"
18. Nah sekarang sudah muncul Desktop Windows. Insatall selesai.
19. Selesai instal, saat booting selalu muncul pilihan:
Microsoft Windows XP Home Edition
USB Repair NOT to Start Microsoft Windows XP Home Edition USB Repair TIDAK untuk Mulai Microsoft Windows XP Home Edition
14. Buka file boot.ini di c: dengan notepad akan muncul:
[Boot Loader]timeout=30
Default=multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(1)WINDOWS
[Operating Systems]
multi(0)disk(0)rdisk(0)partition(1)WINDOWS=”Microsoft Windows XP Home Edition” /noexecute=optin /fastdetect
multi(0)disk(0)rdisk(1)partition(1)WINDOWS=”USB Repair NOT to Start Microsoft Windows XP Home Edition” /noexecute=optin /fastdetect
15. Hapus baris berikut (Ingat Jangan salah hapus)
multi(0)disk(0)rdisk(1)partition(1)WINDOWS=”USB Repair NOT to Start Microsoft Windows XP Home Edition” /noexecute=optin /fastdetect

Senin, 26 Juli 2010

BAHAN MSDM BUAT ENTAR.....


MSDM ENTAR BIAR GK RIBET !!!

A. PERAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Peran strategis perencanaan sumber daya manusia selayaknya

dimulai dari analisa kompetensi sumber daya manusia saat ini, kemudian

membandingkan dengan kebutuhan dan kualitas sumber daya manusia di

masa mendatang. Perencanaan sumber daya manusia strategic lebih menekankan

pada peran proaktif dalam fungsi sumber daya manusia, sebagai

suatu partner dalam memformulasikan rencana strategic perusahaan, serta

memberikan program sumber daya manusia terbaik untuk memastikan

pelaksanaan yang efektif dalam perencanaan.

Pada dekade lalu perencanaan sumber daya manusia lebih sekedar

merupakan seperangkat teknik dan sistem yang menjadi bagian dari

fungsi personalia. Metode perencanaan sumber daya manusia pada awal

perkembanganya cenderung berorientasi jangka pendek, sederhana, dan

pragmatis. Tidak ada komunikasi dua arah dan keterlibatan karyawan

dalam proses perencanaan sangat terbatas. Saat ini perencanaan sumber

daya manusia secara luas dipandang sebagai suatu sistem yang dikaitkan

dengan organisasi secara keseluruhan. Perencanaan sumber daya manusia

tidak lagi hanya menggunakan pendekatan dari atas ke bawah (top

down) tetapi juga mulai melibatkan karyawan dengan pendekatan dari

bawah ke atas (bottom-up). Perencanaan sumber daya manusia yang baru

ini lebih mengoptimalkan komunikasi dua arah dan karyawan terlibat

mengoptimalkan komunikasi dua arah dan karyawan terlibat dalam proses

perencanaan maupun mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan.

Dalam perencanaan sumber daya manusia, perusahaan sering

menekankan pada pendekatan top-down, pendekatan bottom-up, atau

kombinasi dari keduanya.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis

dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh

kondisi-kondisi tersebut. Dalam lingkungan dunia

usaha sekarang ini, tingkat persaingan bisnis semakin tinggi dan para pengusaha

makin mobile meluaskan jaringan bisnisnya, bukan hanya di negaranya

saja tetapi juga di luar negaranya. Kondisi demikian menyebabkan

tuntutan pengusaha terhadap karyawan juga semakin tinggi. Namun secara

umum perencanaan sumber daya manusia dalam perusahaan memastikan

bahwa perusahaan mampu menyelesaikan rencana-rencana bisnisnya.

Ketika rencana bisnis ditentukan, sering meminta pertolongan bidang sumber

daya manusia dan personalia. Setelah struktur dapat dilaksanakan dan

persyaratan individu diidentifikasi, perencana sumber daya manusia

mengembangkan program sumber daya manusia dan personalia untuk

melaksanakan struktur dan mendapakan tenaga kerja sesuai yang diinginkan.

Oleh karena itu dalam suatu perusahaan, manajer lini dan supervisor

bertanggung jawab memberikan informasi yang diperlukan untuk perencanaan

sumber daya manusia, dan bekerja dengan manajer sumber

daya manusia untuk memastikan bahwa sumber daya manusia perusahaan

dapat digunakan secara efektif. Secara khusus, perencanaan sumber daya

manusia dapat digunakan untuk:

· Mengurangi biaya personal dengan membantu manajemen mengantisipasi

kekurangan atau kelebihan sumber daya manusia dan

memperbaiki ketidakseimbangan sebelum mereka menjadi tidak dapat

diatur dan mahal.

· Memberikan suatu dasar yang lebih baik untuk pengembangan

perencanaan karyawan yang membuat opimum atas sikap pekerja.

· Memperbaiki proses perencanaan bisnis keseluruhan.

· Memberikan peluang yang sama bagi pria dan wanita, anggota dalam

kelompok minoritas dan mayoritas, dan individu dengan tanpa cacat

fisik dalam perencanaan pertumbuhan di masa datang.

· Mengembangkan kesadaran yang lebih besar dalam kepentingan

suara manajemen sumber daya manusia melalui semua level organisasi.

· Memberikan suatu alat untuk menilai dampak kebijakan dan tindakan

manajemen sumber daya alternatif.


B. PENGAWASAN

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan, dan suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi.

Mengapa pengawasan itu bisa dikatakan penting karena :

1. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.

2. Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.

3. Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

4. Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem penga-wasan.

5. Adanya pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.

6. Jadi pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.

7. Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. lagi.


II.2 KOMPENSASI


A. Pengertian Kompensasi

Kompensasi adalah merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.

Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.

B. Fungsi & Tujuan Kompensasi

1) Fungsi Kompensasi

Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan terhadap karyawannya, faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan. Menurut Martoyo (1994), fungsi kompensasi adalah :

Ø Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif

Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan yang bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak perlu Kompensasi yang dilibatkan oleh kurangnya efektifitas dan efisiensi kerja. Dengan demikian pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara efisien dan efektif

Ø Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.

2) Tujuan Kompensasi


Sebagai bagian dari manajemen SDM, pemberian kompensasi bertujuan untuk:

1. Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan.

Salah satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang baik merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari perusahaan A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi yang ada pada perusahaan B daripada perusahaan A.

2. Mempertahankan karyawan yang ada.

Eksodus besar-besaran karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa besarnya peranan kompensasi dalam mempertahankan karyawan yang qualified. Sistem kompensasi yang kurang baik dengan iklim usaha yang kompetitif dapat menyulitkan organisasi/perusahaan dalam mempertahankan karyawannya yang qualified.

3. Menjamin keadilan

Pemberian kompensasi yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam arti, perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi kerja yang diberikan pada organisasi.

4. Menghargai perilaku yang diinginkan

Besar kecilnya pemberan kompensasi juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap perilaku karyawan yang diinginkan. Bila karyawan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi, maka penilaian kinerja yang diberikan akan lebih baik daripada karyawan yang berperilaku kurang sesuai dengan harapan organisasi. Pemberian nilai kinerja yang baik diiringi dengan pemberian kompensasi yang baik dapat meningkatkan kesadaran karyawan bahwa perilakunya dinilai dan dihargai sehingga karywan akan selalu berusaha memperbaiki perilakunya.

5. Mengendalikan biaya-biaya

Dalam jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan memperbesar biaya. Namun secara jangka panjang, kerja karyawan yang lebih efektif dan efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat mengendalikan biaya-biaya yang tidak perlu. Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu akibat rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan efisiennya kerja karyawan. Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya tetap. Pemberian komensasi yang baik diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih produktif dan lebih efisien serta efektif dalam bekerja sehingga organisasi dapat memperkecil atau mengendalikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan memperbesar pemasukannya.

6. Memenuhi peraturan-peraturan legal

Selain lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi peraturan-peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas lainnya.

II.3 PENGARUH UPAH TERHADAP PENGARUH PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN

Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Dengan perusahaan dihadapkan dengan adanya masalah produktifitas yang tinggi, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumennya. Hal ini terbentur dengan adanya sumber daya manusia, maka sekarang tenaga kerja sangat berperan dalam menentukan tercapainya tujuaan perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba serta adanya kontinuitas kelancaran dalam menjalankan usahanya. Dalam kaitan untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan adanya tenaga kerja profesional serta semangat kerja yang tinggi, untuk mencapai target produksi yang ditentukan.

Mengingat peranan manusia dalam organisasi sangat penting maka perlu adanya kerja sama yang baik dalam melaksanakan suatu tujuan perusahaan. Berapapun baiknya rencana yang dibuat oleh manajer, tanpa didukung oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, maka tujuan yang hendak dicapai tidak akan tercapai. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik mungkin pula tidak. Kalau bawahan telah menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, ini adalah yang kita inginkan. Tetapi kalau tugas yang dibebankan tidak terlaksanakan dengan baik, maka kita perlu mengetahui sebab-sebabnya. Mungkin ia memang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan, tetapi mungkin jiga ia tidak mempunyai dorongan (motivasi) untuk bekerja dengan baik.

Agar karyawan mau bekerja giat dan dengan semangat kerja yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan maka diperlukan sesuatu yang dapat memotivasi para karyawan, yaitu salah satunya dengan mempeerhatikan upah yang sesuai dengan keinginan karyawan. Apabila upah karyawan ini diabaikan oleh perusahaan maka akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan, membuat para karyawan malas bekerja, melakukan pemogokan-pemogokan, atau mungkin melakukan usaha-usaha untuk pindah ke perusahaan lain yang lebih menjamin kesejahteraan mereka. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan mempunyai upah dan kesejahteraan karyawan yang direncanakan dengan baik dan diterima baik oleh karyawan tersebut dianggap merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi mereka untuk dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

Dengan adanya hal tersebut maka produktivitas tenaga kerja sangat diperlukan, karena produktivitas dan keterampilan seseorang berkembang melalui dan dalam pekerjaan. Rendahnya produktivitas dan keterampilan seseorang, sering diakibatkan oleh kesalahan menempaatkan dalam pekerjaan yang tiada usai dengan pendidikan dan ketrampilan.

Masalah produktivitas ini hampir dialami oleh semua perusahaan besar, maupun yang tergolong sedang berkembang. Agar produktivitas yang dihasilkan meningkat maka perusahaan dapat melakukan dengan cara melakukan pemberian upah yang banyak serta upah yang memotivasi karyawan, serta disiplin karyawan harus ditingkatkan. Dengan adanya peningkatan produktivitas tentunya akan mendapat manfaat yang besar seperti keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Latar belakang permasalahan penelitian ini adalah bahwa peningkatan produktivitas dari suatu perusahaan merupakan salah satu tujuan utama. Untuk mencapai keberhasilan dari peningkatkan produktivitas ini diperlukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Karena keterbatasan waktu, maka penulis di sini hanya akan membahas pengaruhnya sesuai upah karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan. Untuk dapat mendukung kelancaran jalannya produk dalam perusahaan diperlukan pula karyawan yang kemampuannya baik dan sesuai dengan kondisi pekerjaannya, agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, karena kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seorang karyawan sangat erat sekali pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.

4 EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN YANG BAIK DAN BERARTI

A. Pengertian Kepemimpinan

Pengertian kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

B. Tugas dan peran kepemimpinan :

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus bisa memecahkan masalah

C. Prinsip – prinsip kepemimpinan

Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Merekaselalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:

(1) pemahaman materi;

(2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;

(3) mengajar materi kepada orang lain;

(4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;

(5) memonitoring hasil;

(6) merefleksikan kepada hasil;

(7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;

(8) pemahaman baru; dan
(9) kembali menjadi diri sendiri lagi


A. PENGINTEGRASIAAN

Pengertian Pengintegrasian

Pengintegrasian ialah mepersatukan kepentingan perusahaaan & kepentingan karywan.

Cara-cara mempersatukan kepentingan organisasi & karyawan ;

· Human Relation ( KEMITRAAN / KEPENTINGAN BERSAMA )

· Motivasi ( Mengarahkan potensi bawahan kerja sama produktif)

· Leadership ( mempengaruhi bawahan bekerja sama secara sukarela )

· Kesempatan kerja bersama ( musyawarah Mufakat )

· Collective bargaining ( Negosiasi )

Minggu, 25 Juli 2010

biar booting lo cepet,,,


Tips Mempercepat Booting Windows XP
Mungkin anda pernah mengalami booting windows yang sangat lambat
Berikut langkah-langkahnya agar booting windows anda menjadi lebih cepat :
Langkah 1 :
Buka aplikasi notepad
Ketikkan “del c:\windows\prefetch\ntosboot-*.*/q” (Tanpa tanda kutip )
dan save as dengan nama ntosboot.bat dalam drive c:\
Langkah 2 :
Lalu klik menu Start–>Run–> dan ketikkan gpedit.msc
Langkah 3 :
Klik Computer Configuration–>Windows Settings–>Script–>lalu klik 2 kali pada Shutdown
Langkah 4 :
Dalam Windows Shutdown Properties klik add lalu browse. lalu cari letak file ntosboot.bat yang anda buat tadi dan klik open
Langkah 5 :
Lalu klik OK ,Apply dan OK sekali lagi untuk menyelesaikannya
Langkah 6 :
Lalu klik menu Start–>Run–> dan devmgmt.msc
Langkah 7 :
Klik IDE ATA/ATAPI controllers–>Primary IDE Channel ( Klik 2 kali untuk membuka properties )
Langkah 8 :
Pilih Advanced Settings
Pada Device 0 atau Device 1
Ganti Device Type menjadi None ( Ganti saja pilihan Device Type yang tidak terkunci )
Langkah 9 :
Klik IDE ATA/ATAPI controllers–>Secondary IDE Channel ( Klik 2 kali untuk membuka properties )
Ulangi seperti Langkah 8
Langkah 10 :
Restart Komputer anda dan anda bisa lihat perubahannya.
Semoga Bermanfaat

Jumat, 23 Juli 2010

Aplikasi Ponsel Penyadap Telepon dan SMS



Aplikasi Ponsel Penyadap Telepon dan SMS
Berbagai macam aplikasi dapat ditambahkan pada ponsel, mulai dari sekedar mempercantik tampilan ponsel hingga penambahan fitur tertentu.
Aplikasi yang saat ini berkembang adalah aplikasi yang digunakan hanya untuk memantau ponsel orang lain hingga dapat mengendalikan ponsel orang tersebut.
Aplikasi ini harus terlebih dahulu di install di ponsel target agar bisa berjalan dengan sempurna.
Berikut adalah beberapa aplikasi yang dapat anda gunakan sebagai penyadap telepon dan SMS :
1. Mobile Secuware (http://www.mobile-secuware.com/)
Bisa digunakan untuk memantau orang lain lewat Remote Monitoring-nya.
Aplikasi ini juga dibekali fitur anti maling yaitu bila ponsel anda hilang bisa diketahui lewat fasilitas M-Trax dan data yang ada didalamnya bisa diselamatkan.
2. Xelnex Lite
(http://handheld.softpedia.com/get/Audio/Xelnex-Lite-S60-3rd-Edition-68645.shtml)
Bisa digunakan untuk merekam pembicaraan telepon masuk dan keluar tanpa ada bunyi ‘beep’.
File rekaman berformat AMR,WAV atau MP3.
3. Mobile Spy (http://www.mobile-spy.com/)
Bisa digunakan untuk mengetahui informasi lalu lintas SMS dan telepon yang bisa di akses dari ponsel maupun PC.

bahan tambahan buat M.O : PERANCANGAN PROSES PRODUKSI KAPUR AKTIF UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK YANG RAMAH LINGKUNGAN DG METODE TAGUCHI MULTI RESPON

PERANCANGAN PROSES PRODUKSI KAPUR AKTIF
UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK
YANG RAMAH LINGKUNGAN
DENGAN METODE TAGUCHI MULTI RESPON

Abstrak
Usaha Kecil Menengah (UKM) Kapur Aktif di Sentra Industri Desa Pongangan dan Desa Suci adalah salah satu UKM yang bergerak dibidang pembuatan kapur aktif (CaO). Pergeseran paradigma bisnis mulai merambah ke produk yang lebih akrab terhadap lingkungan, sehingga diharapkan produk lebih mempunyai kualitas yang lebih tinggi namun disisi lain mempunyai dampak terhadap lingkungan yang seminimal mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar atau konsentrasi kalsium oksida (CaO) dan parameter CO2 sebagai hasil emisi yang dikeluarkan.
Karakteristik faktor yang digunakan dalam mengkondisikan pembuatan produk sangat berperan dalam menentukan respon CaO dan CO2. Identifikasi variabel respon kualitas didasarkan pada persyaratam mutu Standard Nasional Indonesia (SNI) tentang produk kapur, sedangkan identifikasi variabel respon lingkungan berdasarkan skoring aspek dan dampak lingkungan (BAPEDAL) selama tahapan proses bisnisnya. Dari identifikasi faktor terkontrol diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kedua respon adalah jenis bahan baku, jenis bahan pembakar, dan ukuran partikel batu kapur. Eksperimen dilakukan dengan dua level faktor yang berbeda.
Metode yang digunakan untuk mendesain setting parameter optimal untuk kedua respon yaitu Taguchi Multi Respon dengan menerapkan prosedur TOPSIS untuk kriteria evaluasi yang konfliktual. Bobot tingkat kepentingan relatif kriteria menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil analisa dipilih kombinasi level faktor optimum serempak dengan prediksi rata-rata kadar CaO 71.52% dan rata-rata parameter CO2 1866.25 ppm dengan estimasi saving sebesar Rp. 665.000 per sekali pembakaran.
Kata kunci : Desain Eksperimen, Metode Taguchi, TOPSIS, Produksi CaO.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Iklim bisnis yang semakin kompetitif menuntut adanya pergeseran perhatian para pelaku bisnis yang tidak hanya berorientasi pada kualitas produk, namun juga pada bisnis proses yang lebih mengarah kepada perhatian lingkungan, hal inilah yang mendorong berkembangnya konsep green industri.
Banyak upaya yang telah didesain dalam membuat produk yang lebih ramah lingkungan. Metode–metode yang dipakai dalam mendesain produk tersebut antara lain; Green Quality Function Deployment (GQFD)(Zhang dkk, 1999., Dong dkk, 2001), Green Concurrent Engineering (Karlsson, 2001), Life Cycle Design (LCD)(Hunkeler, 2003), Life Cycle Assessment (LCA)(Curran, 1996), sustainable and robust design (Mgana, 2003) dan topik–topik green product design lainnya.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan merupakan pertimbangan bagi industri untuk menentukan strategi perancangan dan pengembangan produk, yakni dengan terus berusaha untuk meningkatkan perhatian pada dampak negatif terhadap lingkungan.
Melalui pertimbangan peningkatan kesadaran konsumen terhadap produk, lingkungan (green consumer) dan kesadaran industri untuk mengembangkan serta mendesain produk yang sustainable, perlu dibuat suatu pendekatan untuk mendesain dan mengembangkan produk yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekecil mungkin (sustainable development).
Sentra industri kapur aktif (CaO) yang berlokasi di Desa Pongangan dan Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik merupakan salah satu sentra industri yang cukup berpotensi untuk dikembangkan, didukung oleh kemudahan dalam ketersediaan bahan bakunya berupa tanah yang banyak mengandung batu kapur. Banyaknya industri besar dan kecil yang ada di wilayah Gresik merupakan faktor yang ikut mendorong perlu dikembangkannya sentra industri tersebut, dimana perusahaan tersebut sedikit banyaknya memerlukan kapur aktif (CaO) untuk keperluan proses produksinya.
Ditambah lagi dengan masalah dampak lingkungan yang ditimbulkan selama proses pembakaran (berupa kepulan asap tebal yang menggangu pernafasan). Dari reaksi kimia yang terjadi pada proses pembakaran batu kapur, emisi dominan yang ditimbulkan berupa kandungan CO2 (Oates, 1998)
Menurut Dr. Pieter Tans ilmuan dari Lembaga Kelautan dan Atmosfir Nasional AS (NOAA) telah meneliti sampel udara yang diambil dari berbagai daerah diseluruh dunia tercatat bahwa ada kenaikan gas CO2 diatmosfir melebihi rata-rata yaitu 381 ppm atau sekitar 100 ppm diatas tingkat rata-rata. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2005 terjadi peningktan sebesar 2,6 ppm, sehingga memicu kekhawatiran global
adanya perubahan iklim secara tiba-tiba. (Sumber : Surya, 16 Maret 2006).
Pemanasan global (global warming) terjadi karena penyebaran CO2, N2O, CH4 dan halokarbon. Gas-gas tersebut biasanya disebut green house gas (GHG). Para pakar mengingatkan bahwa atmosfir di bumi tidak boleh dijelajahi GHG melebihi 400 ppm agar dapat mempertahankan pemanasan global pada angka dua derajat celcius. GHG yang dianggap paling betanggung jawab atas pemanasan gobal adalah CO2. (Karasik, 2001 eia report, 2002).
Dengan adanya permasalahan diatas, maka perlu dibuat suatu penelitian yang arahnya dapat meningkatkan kualitas produk yang lebih ramah lingkungan. Pada penelitian ini definisi kualitas produk kapur aktif mengacu pada Standard Nasional Indonesia yang direkam dalam voice of customer, parameter dampak lingkungan akan diturunkan dari skoring aspek dan dampak lingkungan (BAPEDAL) berdasarkan sifat-sifat fisik dan kimiawi yang terjadi dan selanjutnya akan dilakukan percobaan dengan menggunakan metode taguchi multi respon untuk mengetahui kombinasi level faktor yang optimal yang berpengaruh pada peningkatan kualitas produk dan minimasi dampak lingkungan pada proses poduksi.

2. Perumusan Masalah
Dari gambaran latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana mendesain sebuah produk kapur aktif yang berkualitas dan lebih ramah terhadap lingkungan serta penghematan yang diperoleh setelah melakukan pengoptimalan proses produksi.

3. Tujuan penelitian
a.Mengetahui parameter–parameter kualitas produk kapur aktif yang signifikan.
b.Mengetahui tingkat signifikansi aspek dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk kapur aktif mulai dari ekstraksi bahan baku sampai proses pembakaran.
c.Mengetahuhi faktor–faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kualitas dan variabel ramah lingkungan produk kapur aktif (CaO).
d.Mengetahui besar konstribusi dari faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon.
e.Mengetahui kombinasi optimum level faktor terhadap variabel respon secara serempak.
f.Mengetahui estimasi saving yang akan didapatkan setelah melakukan pengoptimalan proses.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada sentra industri kapur aktif mengenai parameter-parameter signifikan kualitas produk kapur aktif yang ramah lingkungan, tingkat signifikansi aspek ataupun dampak lingkungan dan memberikan informasi tentang faktor–faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kualitas dan variabel ramah lingkungan. Selain itu juga diharapkan akan memberikan informasi besarnya konstribusi dan kombinasi faktor dominan terhadap variabel respon, dan estimasi saving yang akan diperoleh setelah dilakukan pengoptimalan proses.
5. Batasan dan Asumsi
Batasan dalam penelitian ini adalah :
a.Obyek yang diteliti hanya pada pengusaha kapur aktif yang ada di Desa Pongangan dan Desa Suci.
b.Parameter dampak lingkungan yang diteliti hanya pada parameter CO2
Asumsi :
a.
Pengambilan sampel diambil secara acak pada tiap eksperimen sebagai wakil dari produk sampel tersebut.
b.Proses produksi berjalan normal ketika penelitian dilakukan
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi
Taguchi (2001) menyatakan bahwa metode taguchi merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya kualitas dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode tersebut adalah menjadikan produk tidak sensitif terhadap noise, sehingga disebut sebagai robust design.
Ross (1996) menjelaskan bahwa filosofi metode taguchi terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu :
1.Kualitas harus didesain kedalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.
2.Kualitas terbaik dicapai dengan meminimkan deviasi dari target, produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
3.Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standart tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh tahapan hidup produk.
2. Metode Taguchi Yang Sustainable (Sustainable Robust Design)
Sustainble robust design adalah suatu desain yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan melalui desain yang lebih peka terhadap lingkungan/green design (http://www.autodesk.com/revit)
Prinsip kunci dalam green design adalah sustainability. Dalam Burall (1991) mendefinisikan sustainable development sebagai pengembangan produk yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Menurut Karlson (2001), mendefinisikan green sebagai suatu aktivitas yang dilakukan dalam mendesain produk dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh siklus hidup produk, untuk meningkatkan tingkat kompetitif, meningkatkan nilai tambah market, menurunkan biaya atau untuk memenuhi permintaan keberlangsungan dan pengaturan lingkungan.
Dalam Hundal (2000), menjelaskan bahwa design for environment memiliki dua tujuan yaitu untuk mencegah limbah dan mengoptimalkan penggunaan material. Mengurangi penggunaan material tidak hanya mengurangi biaya produk tetapi dilakukan untuk mengurangi limbah, emisi dan energi yang dikeluarkan oleh material.
Green design memiliki empat tujuan yang jika diimplementasikan dalam desain produk akan dapat meningkatkan produksi yang ramah lingkungan, berkualitas dan ekonomis. Tujuam green design antara lain : mengurangi limbah, manajemen material, mencegah polusi, perbaikan produk.
3. Prosedur TOPSIS untuk Taguchi Multirespon
Penggunaan metode taguchi hanya dapat digunakan untuk persoalan respon tunggal, sedangkan untuk persoalan multi respon tidak dapat digunakan. Akan tetapi seringkali konsumen menginginkan untuk mempertimbangkan lebih dari satu karakteristik kualitas (respon) pada produk secara simultan.
Tong dan Su (1995) memperkenalkan prosedur TOPSIS (Technique For Order Preferrence For Similarity To Ideal Solution) untuk menangani persoalan multi-dimensi dari metode taguchi. Prosedur TOPSIS dikembangkan melalui aplikasi fuzzy set pada Multiple Attribute Decision Making (MADM).
4. Batu Kapur (Lime Stone)
Oates (1998) mendefinisikan batu kapur sebagai batuan padat yang mengandung banyak kalsium karbonat,
berwarna putih, abu–abu kuning tua, abu-abu kebiruan, jingga dan hitam.
Berat jenisnya 2,6 – 2,8 gr/cm3 dan dalam keadaan murni berbentuk kristal kalsit, terdiri dari CaCO3. apabila diberi larutan asam (HCL), batu kapur akan larut dan mengeluarkan gas tak berbau yaitu CO2, kalsinasi batu kapur pada suhu agak tinggi akan melepaskan gas CO2 dan sisanya disebut “quicklime“ yang terdiri dari kalsium oksida (CaO). Apabila quiklime tersebut di beri air, maka akan terjadi penghidaratan yang cepat menjadi kalsium hydroksida (Ca(OH)2) atau disebut “hydrated lime“ (Oates,1998).
Kalsit dalam jumlah kecil terbentuk sebagai hasil reaksi air yang mengandung karbonat dengan kalsium silikat. Selain itu merupakan juga komponen dari batuan sediment.
5. Sifat–sifat fisik dan kimia batu kapur (limestone)
Dalam Oates (1998), warna batu kapur menggambarkan tingkat dan kealamian dari adanya pengotor (impurity). Warna putih mempunyai kemurnian yang tinggi, warna abu-abu dan corak gelap disebabkan oleh material karbon atau sulfida besi, kuning dan warna susu atau merah mengindikasikan adanya campuran besi dan mangan. Jadi impurity pada batuan kapur akan menghasilkan perbedaan warna dan pola.
6. Aspek dan Dampak Lingkungan
Suratmo (1993) menjelaskan bahwa dalam hal menganalisis dampak lingkungan, hal-hal khusus yang perlu dipertimbangkan pada pendugaan dampak lingkungan suatu industri adalah aspek fisik dan kimia dari produk selama proses produksi berlangsung. Salah satu dampak lingkungan hasil produksi suatu industri adalah adanya limbah.
Wijayanto (2005) dalam penelitianya menggunakan skoring aspek dan dampak lingkungan guna mengintegrasikan sistem manajemen lingkungan dan integrated environment performance management system untuk mengukur dan memonitor kinerja lingkungan serta untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas produksi terhadap dampak lingkungan.
Untuk mengidentifikasi tingkat signifikansi dampak lingkungan, baik skala global, regional ataupun lokal dapat menggunakan skoring aspek dan dampak lingkungan (Astuti, 2004).
C. METODE PENELITIAN
1. Identifikasi Variabel Respon
Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan variabel-variabel respon yang akan diukur dalam penelitian. Variabel respon yang arahnya pada kualitas diperoleh dari voice of customer dengan merujuk pada Standard Nasional Indonesia tentang produk CaO. Variabel respon yang arahnya pada keramahan lingkungan diperoleh dari skoring aspek dan dampak lingkungan yang paling signifikan yang dasar acuannya pada sifat-sifat fisik dan kimia dari limestone. Dari data awal diperoleh parameter respon sebagaimana tabel 3.1.
Tabel 3.1. Parameter respon
Respon Perbaikan Kualitas
Respon Ramah Lingkungan
Kadar CaO (%)
Parameter CO2 (ppm)
2. Penentuan Karakteristik Kualitas
Pada tahap ini dilakukan penentuan karekteristik kualitas yang akan dipakai dalam penelitian. Dalam taguchi, karakteristik kualitas dapat berupa Smaller The Better (STB), Larger The Better (LTB), dan Nominal The Better (NTB).
Karakteristik kualitas dalam penelitian ini sebagaimana pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Karakteristik respon
Respon
Kadar CaO
Parameter CO2
Karakteristik Kualitas
LTB
STB
3. Penentuan Faktor dan Level
Faktor dan level ditentukan berdasarkan parameter-parameter sifat-sifat fisik & kimia dari limestone, proses produksi yang berlangsung, juga
brainstorming yang dilakukan dengan para pengusaha kapur aktif.
Dari pengamatan awal yang telah dilakukan diperoleh beberapa faktor yang diduga sangat berpengaruh terhadap respon kualitas maupun repon lingkungan sebagaimana terlihat pada tabel 3.3. dibawah.
Tabel 3.3. Identifikasi faktor dan level
Faktor
Level
Jenis Bahan Baku (A)
Putih Kekuningan
Putih Kecoklatan
Jenis Bahan Pembakar (B)
Kayu Lapis
Kayu Pejal
Ukuran Partikel Batu Kapur (C)
± 20–30 Cm
±30–50 Cm
4. Pemilihan Matrik Orthogonal Array
Dasar pertimbangan pemilihan matrik orthogonal array adalah jumlah faktor dan jumlah level yang akan dikondisikan pada pelaksanaan eksperimen.
Dari jumlah faktor maupun level yang ada serta interaksi yang dimungkinkan terjadi antara faktor A dengan B, B dengan C, diperoleh derajat bebas total 5, sehingga dipilih Orthogonal Array L8(27).
5. Eksperimen
Untuk pengujian parameter ramah lingkungan dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) – Surabaya, pengujian parameter kualitas dilakukan di Lab. PT. Petrokimia Gresik.
Alat ukur (instrumen) untuk uji kadar CaO menggunakan titrasi HCL, sedangkan uji emisi CO2 menggunakan gas analizer (automatic analyzer).
6. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data dilakukan beberapa perhitungan, diantaranya adalah S/N ratio, Analisis of Variance, Pooling Factor, Persen konstribusi, dan perhitungan faktor optimal. Apabila diperoleh kombinasi kedua respon yang tidak sama, akan dilakukan prosedur TOPSIS. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan Software Minitab 14.
7. Prosedur TOPSIS
Prosedur ini digunakan untuk mengagregasi dua kobinasi optimal yang berbeda untuk tiap variabel responnya dengan mempertimbangkan bobot relatif tiap variabel respon (Tong dan Su, 1995). Asumsi yang digunakan dalam prosedur TOPSIS ini adalah tingkat kepentingan relatif masing-masing respon. Pada prosedur tersebut akan dihitung indeks performansi yang disebut dengan nilai TOPSIS, dimana semakin kecil nilai TOPSIS menunjukkan semakin baik alternatif kombinasi yang diperoleh.
Pada prosedur ini akan dihitung normalisasi crift score untuk memperoleh nilai bobot yang mewakili tingkat kepentingan relatif masing-masing kriteria dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), kemudian dihitung nilai S/N untuk masing-masing variabel respon sampai dengan perhitungan ukuran pemisah tiap alternatif (respon) terhadap solusi ideal ataupun solusi negatif (Hwang, 1992).
8. Estimasi Saving
Tahap ini dilakukan perhitungan estimasi saving yang bisa didapatkan oleh sentra industri kapur aktif, dengan membandingkan total biaya produksi sebelum dan setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode taguchi.
9. Analisa dan Interpretasi
Pada tahap ini hasil pengolahan data dianalisa dan diinterpretasikan guna menjawab tujuan dalam pelaksanaan penelitian. Perbedaan yang terjadi antara dugaan dengan hasil akan menjadi bahan interpretasi.
10. Kesimpulan dan Saran
Tahap akhir dari penelitian adalah penarikan kesimpulan. Dari kesimpulan akan didapatkan usulan/saran yang akan diberikan kepada para pengusaha kapur aktif (CaO) yang ada di Desa Pongangan dan Desa Suci dalam rangka perbaikan
kualitas maupun proses produksi yang ramah lingkungan.
Studi Pendahuluan
D. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel 4.6. memperlihatkan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan dengan pengulangan sebanyak dua kali.
Tabel 4.6. Tabel Rangkuman Penelitian Pengepul Batu Kapur
CaO (%)
CO2 (ppm)
Eksp.
Rep.1
Rep.2
Rep.1
Rep.2
1
72.41
72.40
1919
1956
2
68.13
68.17
2027
1945
3
71.43
71.46
1859
1853
4
66.29
66.46
1977
1968
5
71.22
71.14
1899
1857
6
67.48
67.43
2061
1834
7
72.04
72.06
2010
1861
8
67.97
67.78
2042
2103
1. Pengaruh Faktor Terhadap Rata-rata Respon
Masing-masing faktor akan diuji pengaruhnya terhadap rata-rata respon, baik untuk respon CaO maupun respon CO2.
a. Analisa Variansi (ANOVA)
Untuk menguji hipotesa mengenai faktor–faktor yang berpengaruh terhadap rata-rata variabel respon digunakan uji analisa variansi.
Tabel 4.7. ANOVA Terhadap Rata-rata Respon CaO
Source
DF
SS
MS
F
Hitung
P
Value
A
1
0.26
0.26
1.15
0.396
B
1
2.03
2.03
8.92
0.096
C
1
37.08
37.09
163.43
0.006
AB
1
0.004
0.004
0.02
0.903
BC
1
0.017
0.017
0.07
0.812
Error
2
0.45
0.227
Total
7
39.85
Tabel 4.8. ANOVA Terhadap Rata-rata Respon CO2
Source
DF
SS
MS
F
Hitung
P
Value
A
1
957
957
0.76
0.48
B
1
9626
9626
7.67
0.11
C
1
17252
17252
13.74
0.07
AB
1
831
831
0.66
0.50
BC
1
0
0
0.00
0.99
error
2
2510
1255
Total
7
31175
b. Pooling Faktor & Persen Konstribusi
Pooling faktor dimulai dari jumlah kuadrat terkecil dari faktor yang tidak signifikan digabungkan dengan jumlah kesalahan (error). Prosedur pooling direkomendasikan sampai derajat bebas error mendekati setengah dari derajat bebas total, dan apabila masih terdapat faktor yang tidak signifikan maka faktor tersebut diabaikan.
Tabel 4.9. ANOVA Untuk Kontribusi Respon CaO
Source
Pool
SS
MS
SS’
P (%)
A
0.26
0.26
B
2.03
2.03
1.87
4.70
C
37.09
37.09
36.93
92.69
AB
Y
0.004
0.004
BC
0.017
0.017
Error
0.46
0.15
1.04
2.61
Total
39.85
Tabel 4.10. ANOVA Untuk Kontribusi Respon CO2
Source
Pool
SS
MS
SS’
P (%)
A
957
957
B
9626
9626
C
17252
17252
16415
52.6
AB
830
830
BC
Y
0
0
Error
2510
837
14760
47.4
Total
31175
c. Kombinasi Level Optimum
Penentuan kondisi optimal digunakan untuk mengetahui level dari tiap faktor yang berpenaruh secara signifikan yang dapat mengoptimalkan variabel respon. Tabel respon setiap faktor dapat dilihat pada tabel 4.11 & 4.12.
Tabel 4.11. Tabel Respon Pengaruh Faktor Berdasarkan Rata-rata Respon CaO
Faktor
Level
A
B
C
Level 1
69.80
70.12
71.77
Level 2
69.44
69.11
67.46
Selisih
0.36
1.01
4.31
Rangking
3
2
1
Tabel 4.12. Tabel Respon Pengaruh Faktor Berdasarkan Rata-rata Respon CO2
Faktor
Level
A
B
C
Level 1
1937
1983
1902
Level 2
1959
1914
1995
Selisih
22
69
93
Rangking
3
2
1
Dari tabel diatas dapat diketahui faktor–faktor yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar CaO secara berturut-turut adalah faktor C, B, A. Kombinasi level faktor optimum berdasarkan rata-rata kadar CaO adalah faktor C1, B1, A1 .
Sedangkan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap dampak lingkungan berupa kandungan CO2 adalah faktor C, B, A. Kombinasi level faktor optimum rata-rata kandungan CO2 adalah faktor C1, B2, A1 .
2. Penentuan Faktor dan Kombinasi Secara Serempak Berdasarkan rasio S/N
Perhitungan detail nilai TOPSIS disajikan pada lampiran 3.
Tabel 4.24. Nilai rata-rata TOPSIS Faktor Utama (S/N)
Faktor
Level
Rata-rata TOPSIS
Kondisi
Level 1
0.4303
Optimal
Faktor A
Level 2
0.4778
Level 1
0.4750
Faktor B
Level 2
0.4330
Optimal
Level 1
0.1790
Optimal
Faktor C
Level 2
0.7290
Dari tabel 4.24. diketahui bahwa faktor-faktor utama yang mempunyai nilai TOPSIS terkecil adalah A1, B2 dan C1 secara signifikan terhadap kedua respon secara serempak.
3. Prediksi Optimum Respon Serempak
Faktor–faktor yang berada pada kondisi optimal berdasarkan rata-rata kedua respon adalah faktor A level 2, faktor B level 1, faktor C level 1. Sedangkan faktor–faktor yang berada pada kondisi optimal berdasarkan rasio S/N kedua respon adalah faktor A level 1, faktor B level 2, faktor C level 1. Nilai prediksi optimumnya pada tabel 4.25. & 4.26.
Tabel 4.25. Nilai Prediksi Optimum Serempak Berdasarkan Rata-rata
μ prediksi
S/N prediksi
Respon
CaO (%)
CO2 (ppm)
CaO (%)
CO2 (ppm)
Value
72.07
1957.63
37.15
-65.83
Tabel 4.26. Nilai Prediksi Optimum Serempak Berdasarkan rasio S/N
μ prediksi
S/N prediksi
Respon
CaO (%)
CO2 (ppm)
CaO (%)
CO2 (ppm)
Value
71.52
1866.25
37.09
-65.42
Dikarenakan tujuan utama dari perancangan eksperimen dengan taguchi adalah pencapaian keseragaman output sehingga dari hasil perancangan atau pemilihan level faktor tersebut menjadi tidak sensitif terhadap faktor lingkungan (faktor noise) dan juga menghasilkan output yang sebagus mungkin, dan pada penelitian ini ada muatan desain yang akrab lingkungan maka dipilih kombinasi level faktor serempak berdasarkan rasio S/N yaitu kombinasi dari level faktor A1, B2 dan C1.
4. Estimasi Saving
Tabel 4.28. Analisa Biaya
Variabel
Kondisi Awal
(A1&2B1&2C1&2)
Kondisi Optimum Percobaan (ABC)
Bahan Baku
@Rp. 100.000 x 13 truck
@Rp. 200.000 x 13 truck
Bahan Pembakar
@Rp. 350.000 x 9 truck
@Rp. 425.000 x 9 truck
Tenaga Kerja
@Rp. 400.000 x 3 orang
@Rp. 400.000 x 3 orang
Overhead
Rp. 500.000
Rp. 500.000
Total
Rp. 6.150.000
Rp. 8.125.000
Harga kapur aktif untuk kondisi awal pada saat ini adalah Rp. 300/kg, sedangkan harga kapur aktif apabila setting faktornya seperti pada kondisi optimum percobaan
adalah Rp. 410/kg. Hal ini disebabkan harga kapur aktif ditentukan dari banyaknya konsentrasi/kadar CaO yang digunakan. Semakin banyak kadarnya semakin mahal harga kapur aktif tersebut. Pada kasus ini dapatlah dibandingkan keuntungan pada kondisi awal adalah Rp.7.200.000 - Rp.6.150.000 = Rp. 1.050.000, sedangkan kondisi optimal adalah Rp.9.840.000 - Rp.8.125.000 = Rp. 1.715.000, selisih antara keduanya adalah Rp. 665.000, sehingga lebih bernilai ekonomis dan dampaknya terhadap lingkungan lebih menguntungkan.
E. ANALISA DAN INTERPRETASI
Berdasarkan informasi dari pengolahan data yang telah ada, dapat dilakukan analisa dan interpretasi mengenai data-data yang telah diolah.
1. Analisa Standard Nasional Indonesia (SNI) CountPercentAspek LingkunganCount1.61.63.8Cum % 86.893.094.696.2100.03937528357297291710Percent86.86.2OtherPegambilan kapurPegambilan arangPemindahanbahan baku ke tungkuProses pembakaran50000400003000020000100000100806040200Pareto Chart of Aspek Lingkungan
Dari beberapa persyaratan mutu yang ada pada SNI yang meliputi; kadar CaO, ukuran butiran (mesh), kadar MgO, prosentase bahan yang tidak terlarut (insoluble matter), daya serap air, kuat tekan. Terlihat adanya indikasi bahwa persyaratan mutu yang paling dominan untuk disyaratkan dibeberapa pemakaian adalah kadar CaO. Semakin tinggi kadar CaO maka tingkat kualitas dari produk kapur akan semakin bagus.
2. Analisa Skoring Aspek dan Dampak Lingkungan (BAPEDAL)
Berdasarkan pada hasil skoring aspek dan dampak lingkungan pada tabel 4.2., dimana masing-masing tahapan aktivitas pada businesss process dilakukan skoring untuk mengetahui adanya signifikansi dampak yang terjadi. Pada tahapan proses pembakaran skoring dampaknya adalah 39.375, artinya pada proses atau tahapan ini terindikasi adanya dampak terhadap lingkungan yang signifikan. Apabila ditelusuri secara reaksi kimia pada proses pembakaran kapur, batuan kapur yang ada dialam/sebelumdibakar berupa CaCO3 jika dibakar dengan baha pembakar berupa kayu, dimana pembakaran kayu akan menghasilkan panas, panas terjadi dikarenakan ada rekasidengan oksigen, pada suhu kalsinasi akan terjadi penguraian CaCO3 menjadi CaO dan gas/emisi dominan yang akan dikeluarkan sebagai hasil dari reaksi pembakaran adalah gas CO2. Gas CO2 adalah salah satu parameter green house gas yang akan menyumbangkan dampak pada lingkungan sekitar. Aktivitas kedua penyumbang dampak adalah proses pemindahan bahan baku ke tungku pembakaran, hal ini terkait dengan emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan pengangkut dan debu yang ditimbulkan pada saat transportasi, namun pada proses bisnis ini tidak seberapa signifikan karena skore dampaknya hanya sebesar 2835. Berturut-turut konstribusi dampak dapat ditunjukkan pada gambar 5.1.
Gambar 5.1. Diagram Pareto Aspek Lingkungan
3. Analisa Ketidaksignifikanan Faktor Dominan
Melaui ANOVA (Analysis of Varians) pengaruh level faktor terhadap rata-rata respon ataupun variabilitas respon dapat diamati melalui parameter-parameter signifikansi baik berupa P value maupun F tabelnya sehingga nantinya bisa dijustifikasi apakah berada pada daerah penerimaan (gagal menolak Ho) yang artinya tidak ada pengaruh faktor terhadap respon secara signifikan ataupun daerah penolakan (menolak Ho) yang artinya ada pengaruh faktor terhadap respon secara signifikan.
Beberapa penyebab yang diduga menjadi pemicu tidak adanya pengaruh dari faktor-faktor yang telah diset antara lain disebabkan oleh pekerjanya, ataupun desain tungkunya, metode dan materialnya sendiri. Secara detail akan digambarkan seperti pada gambar 5.2.
Gambar 5.2. Diagram Sebab Akibat
Pada gambar diagram sebab akibat menunjukkan bahwa ketidaksignifikanan faktor disebabkan oleh :
• Personnel
Pada desain eksperimen diawal sudah ditentukan masing-masing level faktor yang akan dikondisikan, dimana untuk pemilihan bahan baku terdiri dari bahan baku warna putih kekuningan dan putih kecoklatan. Diduga bahwa ketelitian pemilahan bahan baku menjadi salah satu penyebab. Selain itu juga ketelitian dalam pemilahan antara bahan pembakar berupa kayu lapisan ataupun kayu pejal juga menjadi pemicu ketidaksignifikanan faktor.
• Tungku
Proses terjadinya kalsinasi atau penguraian kalsium karbonat (CaCO3) menjadi kalsium oksida (CaO) terjadi pada suhu 900oC, artinya pada suhu tersebut terjadi pemisahan sempurna dari CaCO3 menjadi CaO. Dikarenakan desain tungku yang sederhana (terbuka dengan udara luar) maka diduga panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan pembakar tidak dapat memaksimalkan suhu/panas. Padahal secara teoritis terurainya kalsit (partikel CaCO3) hanya membutuhkan 760 kcal/kg sementara bahan pembakar berupa kayu apabila terbakar dengan sempurna bisa menghasilkan 403 kcal/kg, artinya untuk memperoleh 760 kcal hanya membutuhkan 1,8 kg kayu (Oates,1998).
• Methods
Pada eksperimen yang telah dilakukan, pemasukan bahan pembakar dilakukan secara manual. Hal ini sangat memungkinkan sekali terjadinya ketidakstabilan nyala api dikarenakan kayu pembakar dimasukkan ke tungku pembakar secara manual. Ketidakstabilan nyala api akan menyebabkan jumlah kalori yang dikeluarkan tidak maksimal, padahal kayu yang dipakai sebagai bahan pembakar sebesar ± 8000 kg (8ton).
• Material
Secara teoritis perbedaan warna antara bahan baku berupa batu kapur memiliki tingkat impurity ataupun tingkat kandungan CaCO3 yang berbeda. Dimana CaCO3 adalah komponen utama dalam produk kapur aktif. Pembedaan jenis material melalui perbedaan warna dengan visual sangat memungkinkan terjadinya kesalahan.
4. Analisa Prediksi Optimum Individual Respon
Rata–rata respon yang optimal diperoleh dari prediksi masing-masing respon dengan melibatkan level faktor yang mempunyai pengaruh secara signifikan. Dari hasil pengolahan dari level faktor untuk respon CaO dapat diprediksikan rata–rata optimum kadar CaO adalah 72.39% sedangkan untuk respon CO2 adalah 1866.25 ppm.
Rata–rata rasio S/N optimal diperoleh dari prediksi rasio S/N dengan melibatkan level faktor yang mempunyai pengaruh secara signifikan. Dari hasil pengolahan dari level faktor diatas maka dapat diprediksikan rata–rata rasio S/N respon CaO adalah 37.19 sedangkan respon CO2 adalah -65.42.
5. Analisa Kombinasi Level Faktor Secara Serempak
Mengingat hampir semua produk hasil manufaktur selalu mempunyai beberapa karakteristik kualitas, dimana masing-masing karakteristik kualitas tersebut harus dapat memenuhi spesifikasi tertentu demi memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen yang semakin kompleks, maka diperlukan suatu setting yang dapat mengoptimumkan kedua respon secara sekaligus. Untuk mencapai tujuan ini, digunakan metode taguchi dengan pendekatan nonkonvensional, yaitu pendekatan prosedur TOPSIS untuk penyelesaian masalah-masalah taguchi multi respon
Dikarenakan kombinasi level faktor optimum untuk respon CaO dan CO2 berbeda maka diperlukan diperlukan prosedur TOPSIS untuk mengagregasi antara dua kepentingan tersebut diatas.
Tabel 5.1. Perbandingan Level Faktor Optimal
Mean
Rasio S/N
Fktr
CaO
CO2
CaO
CO2
Topsis
Mean
Topsis
S/N
A
1
1
1
1
2
1
B
1
2
1
2
1
2
C
1
1
1
1
1
1
Dari tabel 5.1. dapat disimpulkan bahwa kombinasi level faktor secara serempak pada kedua respon berdasarkan rata-rata respon adalah faktor A2, B1, dan C1 sedangkan kombinasi level faktor secara serempak berdasarkan rasio S/N respon adalah faktor A1, B2, dan C1. Hal menarik yang perlu dicermati adalah level faktor C1 yaitu ukuran partikel batu ± 20 – 30 cm menjadi level faktor yang selalu konsisten dibeberapa kondisi baik pengaruh rata-rata respon ataupu variabilitas/rasio S/N dari respon itu sendiri. Artinya level faktor C1 adalah setting level faktor yang memberikan konstribusi serempak paling tinggi untuk mendapatkan kadar CaO yang tinggi dengan emisi CO2 yang rendah.
Pada tabel diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa level faktor C1 berada pada kondisi optimal kedua TOPSIS. Hal ini dikarenakan dengan pemilihan ukuran partikel batu kapur yang lebih kecil, maka luasan permukaan yang terbakar semakin besar dan diharapkan dengan ukuran tersebut bongkahan batu kapur dapat terbakar dengan sempurna (matang secara keseluruhan).
6. Analisa Prediksi Optimum Respon Serempak
Pada tabel 4.25. & 4.26. disajikan nilai prediksi optimum respon serempak berdasarkan rata-rata maupun rasio S/N. Dari kedua prediksi optimum dipilih kombinasi level faktor berdasarkan rasio S/N yaitu A1, B2, C1 dengan nilai prediksi rata-rata respon CaO = 71.52%, CO2 = 1866.25 ppm . Prediksi rasio S/N CaO = 37.09 dan CO2 = -65.42.
Dipilihnya kombinasi tersebut diatas dengan pertimbangan aspek perbaikan kualitas dan lingkungan, dimana pada nilai prediksi kadar CaO = 71.52% masih diterima di pasar, akan tetapi mengkonstribusikan dampak terhadap lingkungan berupa emisi CO2 yang lebih sedikit berkisar 1866,25 ppm masih jauh dibawah rata-rata emisi CO2 pada saat pengkondisian percobaan sebesar 1948,33 ppm. Adapun dari aspek variabilitas baik CaO maupun CO2 hanya memiliki selisih yang sangat kecil berkisar 0.06 untuk CaOdan 0.41 untuk CO2 sehingga tidak begitu signifikan perbedaannya. Pada akhirnya diharapkan akan didapatkan desain yang robust atau tidak sensitif terhadap lingkungan namun ramah terhadap lingkungan.
7. Analisa Estimasi Saving
Kondisi saat sekarang yang dilakukan oleh para pengusaha kapur aktif di Sentra Industri Kapur Aktif Desa Pongangan dan Suci menggunakan jenis bahan baku baik putih kekuningan ataupun putih kecoklatan (A1&2), jenis bahan pembakar berupa kayu lapis ataupun kayu pejal/padatan (B1&2), ukuran partikel batu
antara 20 cm sampai dengan 50 cm (C1&2). Dari survey yang diperoleh rata-rata kadar CaO dengan kombinasi level faktor diatas berkisar 67%, padahal untuk masuk dipasar industri mensaratkan kadar CaO minimal 70%. Dengan biaya produksinya mencapai Rp. 6.150.000 per sekali pembakaran, harga jual mencapai Rp. 7.200.000 sehingga keuntungannya sebesar Rp. 1.050.000.
Dengan mengkombinasikan level faktor optimum akan didapatkan prediksi rata-rata kadar CaO = 71.52 %. Harga jualnya Rp. 410/kg apabila dalam sekali pembakaran menghasilkan 24.000 kg maka total harga jualnya Rp. 9.840.000. Walaupun biaya produksi sedikit lebih mahal Rp. 8.125.000 dikarenakan beberapa persyaratan pemilihan bahan baku, bahan bakar dan ukuran partikel akan tetapi keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp. 1.715.000 per sekali pembakaran belum lagi ditambah dengan proses produksi yang lebih akrab terhadap lingkungan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kadar CaO dan parameter CO2 , dapat ditarik beberapa kesimpulan berupa;
1.
Aspek lingkungan yang memberikan konstribusi dampak signifikan terhadap lingkungan berdasarkan skoring BAPEDAL berada pada proses pembakaran.
2.
Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon CaO dan CO2 adalah ;
a). Untuk variabel respon CaO : jenis bahan pembakar dan ukuran partikel batu kapur
b). Untuk variabel respon CO2 : ukuran partikel batu kapur
3.
Besar konstribusi dari faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk adalah :
a). Untuk variabel respon CaO : jenis bahan pembakar 4,71% dan ukuran partikel batu
kapur 92,5%
b). Untuk variabel respon CO2 : ukuran partikel batu kapur 53,96%
4.
Melalui prosedur TOPSIS, kombinasi level faktor dominan yang menghasilkan kualitas terbaik dan variabilitas terendah adalah jenis bahan baku berwarna putih kekuningan, jenis bahan pembakar berupa kayu pejal/padatan, ukuran pertikel batu kapur (CaCO3) sebesar ±20-30cm.
5.
Hasil dari setting level faktor optimal respon serempak berupa jenis bahan baku berwarna putih kekuningan, jenis bahan pembakar berupa kayu pejal/padatan, ukuran pertikel batu kapur (CaCO3) sebesar ± 20-30cm selain bisa menaikkan kualitas CaO menjadi 71.52%, dapat mengurangi dampak CO2 menjadi 1866.25 ppm, dan dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.715.000 per sekali pembakaran.
6.
Beberapa kendala yang ditemui saat perancangan mutu proses adalah pemilihan/pemilahan bahan baku dan bahan pembakar, pemasukan bahan pembakar ke dapur tungku yang dilakukan secara manual. Selain itu juga desain tungku yang dapat mempengaruhi tingkat kehilangan panas (Heat Loss) pada saat proses pembakaran berlangsung.
2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut serta kepada para pengusaha kapur aktif di Sentra Industri Desa Pongangan dan Desa Suci adalah;
1.
Disarankan kepada para pengusaha untuk mengubah kombinasi level faktor yang selama ini dilakukan dengan desain kombinasi baru
berupa; jenis material yang digunakan adalah putih kekuningan, jenis bahan pembakar berupa kayu padatan/pejal, dan ukuran partikel batu kapur yang digunakan ± 20-30 cm.
2.
Untuk penelitian dengan obyek yang sama disarankan untuk lebih memper timbangkan setting faktor yang pembedaan levelnya hanya dibedakan secara visual saja karena akan menyulitkan pengkondisian/kontrol juga terkait dengan ketelitian sehingga memicu tingginya error.
3.
Disarankan pada penelitian yang akan datang untuk melakukan eksperimen konfirmasi untuk membuktikan penetapan kombinasi level faktor pada eksperimen awal adalah akurat dan valid.
4.
Diduga dari hasil penelitian ini bahwasanya setting faktor berupa desain tungku ikut berpengaruh terhadap respon, karena itu disarankan untuk penelitian yang akan datang untuk memasukkan faktor tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Ridad., 1998, Pemanasan Global dan Antisipasi Dampaknya Pada Perubahan Pola Sebar Penyakit Menular., Manusia, Kesehatan dan Lingkungan.
Astuti, Septin Puji., 2004, Evaluasi konsep produk lampu dalam proses desain dan pengembangan produk dengan pendekatan green quality function deployment (GQFD) II, Thesis- ITS.
Boynton, Robert S., 1980, Chemistry and Technology of Lime and Limestone, A Wiley-Interscience Publication.
Bratasida, Liana., 1998, Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia, Kursus Auditor Lingkungan 1998.
Burall, Paul., 1991, Green Design. The Design Council of United Kingdom.
Curran, Mary Ann., 1996. Environmental Life Cycle Assessment. Mc Graw Hill.
Dong, Chensong., Zhang, Chuck., dan Wang, Ben, 2001, Intergation of Green Quality Function Deployment and Fuzzy Multiatributte Utility Theory-based Cost Estimation for Environmentally Conscious Product Development, International Journal of Environmentally Consccious Design & Manufacturing.
Hundal, Mahendra., 2000. Design for Recycling and Manufacturing. International Design Conference – Design 2000.
Hunkeler, David., Rebitzer, Gerald., dan Inaba, Atsushi., 2003. Environmental Performance Indicators and Application of Life Cycle Thinking to Product Development and Corporate Management. International Journal Life Cycle Assessment.
Hwang., Chen., 1992, Fuzzy Multiple Attribute Decision Making ; Methods and Applications, Springer Vetlag, New York.
Iriawan, Nur., Astuti, Septin Puji., 2006, Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14, Andi Offset.
Karlsson, Mårten., 2001.Green Concurrent Engineering, A Model for DFE Management Programs. Doctoral Dissertation, The International for Industrial Environmental Economics Internationella Miljőinstitutet, LUND University, Swedia.
Karasik A., 2001, Economic Implication of The Kyoto Protocol Cost & Benefit Analysis to in The Kyoto Protocol., http://www.student.carleton.edu/w/wongs.econimplie.html
Leksono, Eko Budi., 2003, Penentuan kombinasi level faktor optimal yang berpengaruh pada kualitas produk dengan metode taguchi berdasarkan respon teknis pada analisis quality function deployment, Thesis-ITS.
Markaban, Ibnu., 2005, Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya serap air dan susut kering genteng dengan metode taguchi multi respon, Skripsi-ITS.
Mgana, Shaaban Mrisho., 2003, Towards Sustainable and Robust Community on-site Domestic Wastewater Treatment, International Publication of Environment.
Montgomery, Douglas C., 1991, Design and Analysis of Experiments, John Wiley & Sons, Inc.
Oates J.A.H., 1998, Lime and Limestone, Chemistry and Technology, Production and Uses, Wiley-Vch.
Ross, Phillip J., 1996, Taguchi Techniques for Quality Engineering, 2nd-ed.
Roy, Ranjit K., 2001, Design of Experiments Using The Taguchi Approach, John Wiley & Sons, Inc.
Setyowati,Vincent., 2002, Aplikasi Taguchi Multi Respon Untuk Perbaikan Kualitas Botol Produk Dragon 30 ml, Skripsi-ITS.
Sholeh, Muhammad., 2003, Aplikasi robust desain untuk meningkatkan kualitas batu kapur (CaO), Skripsi-UNMU Gresik.
Suhandoko, Edi., Peningkatan kualitas dengan metode taguchi dalam rangka cleaner production, Skripsi-ITS.
Suratmo, F Gunawan., 1993, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University Press.
Taguchi, Genichi., Chowdhury, Subir., Taguchi Shin., Robust Engineering, Mc.Graw-Hill.
Tong, Lee-Ing., Su, Chao-Ton., 1995, Optimizing Multi-Response Problems in The Taguchi Method by Fuzzy Multiple Attribute Decision Making, Journal Quality and Reliability Engineering International.
Unal, Resit., Dean, Edwin., 1991, Taguchi Approach to Design Optimization for Quality and Cost :An Overview, International Conference of Society of Parametric Analysis.
Wijayanto,Yogik Hari., 2005, Pengukuran Kinerja Lingkungan Dengan Mengintegrasikan Manajemen Lingkungan & IEPMS, Skripsi-ITS.
Zhang, Y., Wang, H-P., Zhang, C., 1999. Green QFD – II : Life Cycle Approach for Environmentally Conscious Manufacturing by Integrating LCA and LCC into QFD Matrics. International Journal Production Research.

Rabu, 21 Juli 2010

NEH K0DE2 RAHASIA BUAT HP...!!


Kode rahasia ponsel

Nokia

1. *#30# : Menampilkan “private number” yang menghubungi anda.
2. *#73# : Mereset timer dan high score game. (hanya pada ponsel tertentu).
3. *#7780# : Untuk mengembalikan ke settingan pabrik / Soft reset.
4. *#2820# : Alamat IP perangkat Bluetooth.
5. Xx# : Akses cepat ke nomer atau nama pada address book anda.
6. *#0000# : Menampilkan versi resmi ponsel, baris pertama menunjukkan versi softwarenya, lalu baris kedua menampilkan tanggal pembuatan software dan baris ketiga menunjukkan tipe kompresi software yang digunakan.
7. *#9999# : Sebagai alternatif apabila kode *#0000# tidak berfungsi.
8. *#06# : Melihat nomor IMEI ( International Mobile Equipment Identity ).
9. *#21# : Mengecek nomer pengalihan “ All calls “
10. *#43# : Mengecek status “Call waiting”.
11. *#67705646# : Mengganti operator logo pada 3310 dan 3330,
12. *#746025625# : Menampilkan status SIM Clock. Jika ponsel anda mendukung fitur penghematan energi, akan keluar tulisan “ SIM Clock Allowed”, artinya anda akan mendapat waktu stand by yang lebih.
13. *#92702689# : Menampilkan : 1. Serial Number, 2. Date Made, 3. Purchase date, 4. Date of last repair , 5. Transfer user data. Pada beberapa ponsel setelah menggunakan fitur ini anda harus merestart ponsel.

Sony Ericsson

1. *#06# : Melihat IMEi
2. *#0000# : Mereset kembali ke bahasa Inggris
3. >*<<*<* : Service menu, menampilkan versi software ponsel,. Tekan tombol Yes berulang kali untuk melihat semua data software dan tekan > untk melihat semua teks yang terdapat pada ponsel.
4. <**< : Untuk mengunci SIM Card.
=====================================
PHILIPS SECRET CODES
PHILLIPS:
*#06# -> Displays imei
*#2254*# -> Status Register: C, BS, RR, MMI, CREAT
*#2255*# -> Activate & Deactivate the "DEBUG CALL"-
*#2558*# -> The time in days, hours & minutes you are connected to the net
*#2562*# -> Not Clear; the phone reconnects to the net
*#2565*# -> Not Clear; Warmstart?
*#3333*# -> (NO) BLOCKING - list (15 Items)
*#2377*# -> "BEER": not clear, the phone waits a random time and reconnects to the net,
sometimes the phone makes a reset
*#3377*# -> Init, Flags, SIM LCK
*#3353*# -> Resets the (NO) BLOCKING - list
*#7378*# -> Name, Length, SIM phase
*#7489*# -> SECURITY CODE
*#7693*# -> You can activate & deactivate the SLEEP MODE
(when deactivated the battery will go down)
*#7787*# -> Not clear: SPURIOUS INTERRUPT
*#7948*# -> SWITCH OFF: not clear; it is a timer or something
*#8463*# -> Some information about the SLEEP MODE
Philips Genie (TCD838)
*#2337*# -> Will activate the beep signal when the cellphone reconnected to the net
Service Codes


Alcatel
Master Codes
- 25228352
- 25228353
- 83227423 (TH3/4,BH4,BF5,BG3,BF3/4..)

###337*07# - master reset (with SIM)
###847# - factory reset (with SIM)
###728# - factory reset (with SIM)

Alcatel 835 formating - **0102#



Samsung
*2767*3855# - FULL E2P RESET
*2767*2878# - CUSTOM E2P RESET
#*7337# - UNLOCK
*2767*688# - UNLOCK
*#0523# - CONTRAST
*#9998*523# - CONTRAST
*#8999*8378# - Service Menu (X100)


Philips

#20021208# ok - 630 without SIM (erase flash)
*#7728*# - RSAV DONE
*#3849*# - ??? reboot
*#3851*# - ??? reboot
Philips 568 *01763*737381# - reset


Pantech
*01763*737381# - master reset (user data, user code) without SIM
*01763*8371# - SW version
*01763*6371# - UNLOCK
*01763*3641# - Menu


Panasonic

*01763*737381# - master reset (user data, user code) A100, A101, A102,G50, G51, G70,

GD55..
*369#(*) - MENU

7, 4, 6, menu, menu - lock menu
*#9999# - 5 sec after power on - SW version (GD75, GD67, GD87..)


LG
2945#*# - service menu (code reset)(W3000 G5300 C1200 G7100...)
2945#(*)- hold (LG 500,600)
B1200 *+pwr, 6,6,8 Service Menu
B1300 *+pwr, 1,5,9 Service Menu

Security Removing Code For Lg 8110,8120.
47328545454#
Or
277634#*#


Sony-Ericsson
> * < < * < * - Service menu

< * * < - Lock menu


VK Mobile

*#79# - SW version
*#85*364# (*) - hold menu
855855# without SIM (VG107)
85558555#(*)-hold
4268#(*)-hold (VG207)



Voxtel
0124 - master code
0718#(*)- hold - menu (ST11, SC10, V100 without SIM)
4268#(*)- hold - show code (ST11, SC10 without SIM)
*789(#)- hold - menu (V50, V300, RX100 without SIM)



Motorola
(T190, T191, T205) master code

- 19980722

- 20010903

**********

P2K test menu:
*#06#, menu, menu, 048263*

Test comands:
32*116*1*0*0 - read phone code
32*118*1*0*0 - read security code
18*0 - factory reset, phone code off
18*1 - master reset
54*18*1 - full phone reset
10*0*6 - select 900/1800
32*279*1*0*8 - model
32*383*1*0*0 - flex version

Hard reset MPX200, MPX220 - blue button + power on


Nokia
*#7370925538# (valet code reset) 6230
*#746025625# [*#sim0clock#]
*#92702689# [*#war0anty#]


Fly Bird
S688 - #*301#02# send - with SIM
menu:
7 - 10 - ok,

#*8000#, #*3676# (reboot repair)

V09, S1180 - *, 3 times down, 3 times up - service menu


Enol
*#987*00# - Service menu
*#987*99# - Full reset
*#900# - SW version


Maxon
*#9922# - menu, reset (without SIM)
*#9900# - Software Version
*#9901# - Software Version (PBatch)


S60 Siries (SX1, 6600, N-Gage..)
*#7780# - factory default
*#7370# - full factory defaults (all user data reset)
SX1 formating - * + # + power on
6600 formating - 3 + * + send + power on
Sendo X1 formating - 5 + power on


Mitsubishi
*65512890 (*-hold) format FFS (Eclipse)

* 3926 - (*-hold) test mode

* 5806 - (*-hold) SW version

*(hold) 787090 - trium 320 unlock menu


Huawei (cdma)

MASTER SECURITY CODE
-309296
-3092
-9296


Pantech HX-550C (cdma)

Full reset (phone code reset)- ##03*934#9367*192#397#7412569746 PWR,
after reset - ##27732726 PWR and select "with uim"
=========================================================
Nokia Master Code Calculator, master code buat ngebuka security code
http://filecargo.com/dw.php?id=1178989260&/1/mastercode.exe
masukan imei, trus keluar dech 10 digit master code nya...
imei 15 digit bisa diliat di belakang casing dibawah battery...
ato dengan menekan *#06#

Selasa, 20 Juli 2010

lo mao tau di negara mana hp lo dibuat...?


Cara untuk Mengetahui di Negara mana Handphone Anda di Buat
Berikut ini beberapa cara untuk mengetahui di negara mana Handphone anda di buat serta kualitasnya ( Khusus HP GSM ) :
- Langkah pertama : ketik *#06#
- Setelah itu akan muncul 15 angka no seri
Contoh : 316725104690216.
- Jika angka Ke tujuh dan delapan adalah angka 02 atau 20 >> Hp tersebut dibuat di Asia dengan kualitas yang jelek.
- Jika angka Ke tujuh dan delapan adalah angka 08 atau 80 >> Hp tersebut dibuat di Jerman dengan kualitas lumayan.
- Jika angka Ke tujuh dan delapan adalah angka 01 atau 10 >> Hp tersebut dibuat di Finlandia dengan kualitas bagus.
- Jika angka Ke tujuh dan delapan adalah angka 00 >> Hp tersebut dibuat di Perancis dengan kualitas paling baik.
Jika Handphone anda tidak termasuk dari salah satu di atas berarti HP anda adalah HP tidak original.

aloen skhye: buat lu yg processor computernya rendah tapi pengen keliatan speaknya keren neh gw kasih tau caranya...

aloen skhye: buat lu yg processor computernya rendah tapi pengen keliatan speaknya keren neh gw kasih tau caranya...

Senin, 19 Juli 2010

cara mempercepat mozilla firefox

Berikut langkah-langkahnya :

1. Buka Mozilla Firefox Anda
2. Pada address bar, ketik about:config kemudian enter.
3. Klik 2x pada network.http.max-connection, ganti digit angka tersebut menjadi 48
4. Klik 2x pada network.http.max-connection-per-server, ganti digit angka tersebut menjadi 24
5. Klik 2x pada network.http.max-persistent-connections-per-proxy, ganti digit angka tersebut menjadi 12
6. Klik 2x pada network.http.max-persistent-connections-per-server, ganti digit angka tersebut menjadi 6
7. Klik 2x pada network.http.pipelining. Pastikan di kolom Value (paling kanan) sudah berubah menjadi true
8. Klik 2x pada network.http.pipelining.maxrequests, ganti digit angka tersebut menjadi 8
9. Klik 2x pada network.http.proxy.pipelining. Pastikan di kolom Value (paling kanan) sudah berubah menjadi true
10. Klik kanan dimana saja (asal di tempat kosong)
11. Sorot New, Klik Integer
12. Ketik nglayout.initialpaint. Delay pada kolom yang muncul
13. Klik OK
14. Ketik 0 (nol) pada kolom yang muncul
15. Klik OK
16. Selesai, silahkan keluar dari tab about:config
17. Restart Mozilla Firefox Anda